Kisah inspiratif ini saya tulis beberapa saat setelah saya menyaksikan tayangan iklan sebuah TV Swasta. Kisah ini sungguh mengubah pandangan saya akan 'kekuatan' keajaiban. Mudah-mudahan para Pembaca juga terinspirasikan dengan cerita ini,.,.
Di sebuah perkampungan kumuh di sudut kota 'X', tinggallah sebuah keluarga sederhana. Seorang ayah, ibu, dan seorang anak lelaki yang tinggal di sebuah gubuk tua. Keseharian si Bapak tak lain hanya seorang petani biasa dan sang Ibu hanya sebagai buruh cuci. Akan tetapi, penghasilan mereka berdua cukup untuk membiayai sekolah anaknya.
Suatu hari sang Ibu terserang penyakit yang mengharuskan ia untuk dioperasi. Seluruh anggota keluarga pun bersedih mendengar hal ini. Beberapa Puskesmas dan Rumah Sakit telah dikunjungi untuk mengobati si Ibu. Namun hasilnya sia-sia, Si Ibu memang harus dioperasi. Melihat kondisi keuangan keluarga, pasti tidak akan mampu untuk membiayai operasi si Ibu.
Mendengar kondisi si Ibu yang harus dioperasi, sang anak pun mencari berbagai cara untuk dapat membantu biaya operasi ibunya. Mulai dari memecah tabungannya, hingga berjualan koran di sepanjang rel kereta api (memang rumahnya tak jauh dari perlintasan kereta api). Sepulang berjualan koran, si anak ini singgah di sebuah warung yang tak jauh dari rumahnya untuk beristirahat sejenak. Terjadi sebuah pembicaraan di warung tersebut,"Man, gimana kabar Ibu kamu? Sudah dioperasi atau belum?", tanya sorang ibu disana. Maman menjawab,"Belum bu, ibu tahukan kalau biaya operasi itu mahal. Lagipula Bapak saya kan orang miskin, gak punya uang untuk operasi bu". "Emang susah ya jadi orang miskin, mau apa-apa suliit.... banget, eeh Man, Ibu kamu hanya akan sembuh jika ada KEAJAIBAN!". cetus salah seorang ibu. Mendengar hal tersebut, si anak tadi bingung. Apa maksud dari salah seorang ibu tadi.
Dengan modal keyakinan dan pikiran polos sang anak, ia pun rela memecah 'celengan'nya untuk membeli 'sebuah' KEAJAIBAN. Ia menyusuri jalan-jalan Kota yang padat lalu lintas. Menyambangi toko demi toko menanyakan "apakah disini jual KEAJAIBAN, Pak?"....(begitu tebal keyakinan anak ini). Si penjual toko dalam hati "menertawakan" niat bocah malang ini. "Kami gak ada jual KEAJAIBAN, dek. Mungkin di toko sebelah ada jual", jelas pemilik toko. Dengan langkah gontai sambil keluar toko tersebut si anak menyesal ditambah rasa capek hampir putus asa dengan apa yang diusahakannya. Dia tahu kalau KEAJAIBAN itu tidak ada seorang pun yang dapat menjual. KEAJAIBAN itu hanya milik Tuhan.
Di luar toko suasana hujan lebat. Si anak tidak bisa pulang ke rumah. Dia menunggu hingga hujannya reda sambil duduk-duduk di lantai di luar toko. Selagi menghitung-hitung uang 'bekas' celengannya, datanglah seorang laki-laki dengan tergesa-gesa ingin berteduh. Tanpa disengaja si laki-laki ini "menendang" uang yang lagi dihitung oleh anak kecil tersebut. "Ma'af dek, ohya adek gak sekolah, koq masih pakai baju sekolah? Ngapain adek disini?", tanya si laki-laki itu. Maman pun menjawab,"Saya sudah pulang sekolah koq Pak, saya tadi habis mencari KEAJAIBAN". "Nyari KEAJAIBAN? Emank buat apa dek?". tanya laki-laki lagi. "Begini pak, Ibu saya sakit keras dan dokter menganjurkan bahwa Ibu saya harus dioperasi. Kata tetangga saya (penjual warung tadi), ibu saya hanya akan sembuh kalau ada KEAJAIBAN. Makanya pak saya berusaha mencari KEAJAIBAN untuk menyembuhkan ibu saya", jawab anak tersebut dengan polos. Si laki-laki tersebut "merinding" mendengar pengakuan si anak itu. Dia berpikir, sungguh anak ini memiliki keinginan yang kuat untuk percaya akan KEAJAIBAN.
Singkat cerita, akhirnya si laki-laki tersebut berkunjung ke rumah si anak untuk melihat kondisi ibunya. Tak berapa lama, sang ibu anak tersebut dibawa ke sebuah rumah sakit yang ternyata itu adalah milik si laki-laki tersebut yang diketahui menjabat sebagai dokter kepala rumah sakit tersebut. (Subhanaallaahh..). Sekitar 1,5 jam akhirnya operasi telah selesai dilaksanakan. Dan si ibu dibawa langsung pulang ke rumah dengan membawa kursi roda dan obat-obatan resep dari dokter tersebut. Setelah berbincang-bincang dengan si ibu, si Bapak berkata,"Terima kasih Pak dokter telah mambantu operasi istri saya. Tapi pak dokter saya tidak punya uuu....". "Masalah uang tidak usah dipikirkan Pak. Yang penting istri bapak sembuh dan bisa bersama kembali", potong sang dokter. Mendengar kata-kata tersebut, Sang suami langsung bersujud dihapan si dokter dengan berlinangan air mata. Dia mengungkap rasa terima kasih yang tak terhingga hingga sang dokter pun tak sanggup untuk menahan tangis.
Begitulah cerita seorang anak yang percaya akan KEAJAIBAN. Seorang anak yang tak kenal lelah dan putus asa untuk membahagiakan ibunya. Seorang anak yang begitu konsisten untuk meraih keinginannya.
Bagaimana dengan kita? apakah kita percaya akan keajaiban dari ALLAH SWT? apakah kita justru mengingkarinya? (tanyakan pada diri masing-masing)!!!
Apakah kita selalu menutup telinga dari perkataan orang-orang sekitar? Kan bisa kata-kata tersebut kita jadikan motivasi dalam diri untuk bangkit?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar